Mata Rahasia



Mata Rahasia


hingga ini mata
tak lagi membaca
tetap kutatap
tenaga bahasa
alif rahasia
di dalam dada.

suara matahari



suara matahari



suara senantiasa menjelma sebagai surat
wasiat yang diperuntukkan kepada pembaca
oleh mereka yang menulis kekuasaan
penuh gementar dan nyaris tanpa harapan
sebab teringat kesunyian masing-masing
sebagai seribu tahun kesendirian
tengah menanti            di setiap cahaya matahari.

Terpanah Bahasa



Terpanah Bahasa


ketika gema keseharian
membalur tubuh dan ingatan
masuklah kepada sajak
sapanya serupa kecipak
pada bening telaga

ketika gumam kesendirian
hanyutkan tangan dan keinginan
masuklah kepada sajak
bunyinya serupa gelak
pada wajah asmara

masuklah kepada sajak
masuklah kepada sajak
sebagai kota tumpah pada dunia
sebagai bunga tumbuh di atas tanah
sebagai batu gelinding di tebing lembah,

sebagai aku terpanah mata bahasa

Ironi dan Sejahtera



Ironi lahir dari keyakinan bahwa satu-satunya jalan menjadi sejahtera adalah mendirikan negara.  

Ibu



Ibu
: Museum Penghancur Dokumen



Ibu.

Dalam museum Malna dan Malna berjalan
menggunakan tiga tanda baca sebagai pakaian
dari arsip-arsip yang sudah dikubur tanpa upacara
kematian, ketika surat kabar tiba di halaman
depan dan halaman belakang sejarah
tiang listrik. Dalam museum Malna dan Malna
dan Malna berjalan menggunakan dua tiga atau
lebih dari tiga tanda baca sebagai selembar daun
dan potret selembar daun di atas 21.000
abad dan kaki di hadapan topi yang terbuat dari bunga
dan duri bahasa. Dalam museum Malna satu
atau dua Malna berjalan menggunakan tiga dan
tanpa tiga tanda baca sebagai matahari
dan malam hari dari kerinduan video-
grafi menuju menit 5 lalu kembali pada menit 0
dengan mendung di punggung kerbau dan senja
sebelum kopi yang tak pernah sama. Ibu.


Matahari

Matahari
kepada T. Alias Taib



ia menulis matahari
sebagai tubuh yang ia cuci
sebelum ia langkahkan kaki
keluar dari tempat mandi

ia membaca matahari
sebagai tubuh yang ia cuci
sebelum ia langkahkan hati
pada bening Kisah Suci


seken

memilih presiden seperti memilih barang seken, demikian kata teman saya