DI BALI, LAMPION PECAH!
-buatmu-

Pertemuan kita cuma sebentar
sehabis engkau berobat jalan,

Utan Kayu International Literary Biennale 2005, Jakarta, 1 September lalu.

Gemetar engkau menulis alamat
lioeie@yahoo
di secarik kertas a-empat
aku catatkan nomor telepon
yang engkau sebut

sebelas angka mengurut, perlahan
kita pulang
tanpa berpelukan. Mungkin,

itu nanti. Di Bali!
Lampion
kita
pecah!

1 comment:

  1. Ternyata tak salah persepsi awal gua Bin. Loe emang berbakat, terutama untuk jurusan membuat orang penasaran, sedikit kecut di bibir, dan pening di kepala. Setidaknya kau udah mengenal bali, wich i don't ;( {kok curhat}. Oke bung, loe emang bukan formalis harus diakui. Kip on roking lah dan kip on jamin ok!

    ReplyDelete