MANUSIA:

OLIMPIADE, TUBUH, FISIKA, DAN METAFISIKA

Olimpiade sudah dimulai. 08-08-08. Pesta olahraga skala universal dan mundial. Olah raga. Raga sama dengan tubuh. Bisa pula, badan. F. Budi Hardiman punya distingsi unik untuk menjelaskan beda antara tubuh dengan badan. Bekalnya, sistem filsafat eksistensialisme yang digagas filsuf Perancis Maurice Merleau-Ponty. Tubuh adalah kepaduan antara aku dengan badan. Biasanya dikenal dengan istilah tubuh-subjek yang berdampak pada pola mengada manusia, yakni berada-di-dunia (être-au-monde). Kembali ke China. Di sana berlangsung Olimpiade. Dancing Beijing dan fisika.

Citius, Altius, Fortius. Lebih Cepat, Lebih Tinggi, Lebih Tangguh. Tubuh. Eksplorasi tubuh mencapai taraf yang belum pernah terjadi dalam sejarah dunia. 14 September 2002. Olimpiade Atalanta, Amerika Serikat. Tim Montgomery, sprinter 100 meter pecahkan rekor dunia. 9,78 detik. ‘Manusia paling cepat di dunia’. Lari dan materi. Kecepatan dan prinsip mekanika klasik Newtonian. Prinsip yang menaungi segala perilaku semesta materi.

Percepatan menurunkan formulasi kecepatan sebagai perbandingan terbalik dengan variabel waktu. Kecepatan, hasil pembagian antara jarak dengan waktu. Besaran pokok: Massa (M), Panjang (L), dan Waktu (T). Sebagai materi, dunia tubuh hidup dalam tatanan semesta prinsip mekanika. Olimpiade, pesta olah tubuh. Melampaui rekor yang pernah ada. Membukukan waktu yang Lebih Cepat. Kalau bisa, jarak 100 meter ditempuh dalam tempo 7 detik. Mungkinkah? Bagaimana kalau waktu tempuh menjadi 0,5 detik? Perhitungan teoritis atas formulasi kecepatan Newtonian memungkinkan kecepatan ∞ meter per-detik bisa dicapai, apabila waktu adalah 0 sekon. Tubuh menihilkan waktu. Olahan tubuh dilakukan untuk menihilkan waktu.

Sejak Einstein, waktu bukan lagi besaran pokok. Waktu, relatif. Apakah 0 sekon adalah waktu yang relatif? Magnum-opus Einstein menjelaskan batasan materi, massa. E = mc2. Pertama, antara energi dan massa ada reaksi yang dapat balik. Energi bisa menjadi massa, massa bisa menjadi energi. Hukum komutatif, perpindahan. Kedua, kecepatan cahaya. 3 x 108 meter per-sekon di ruang vakum. Artinya, secanggih apa pun olah tubuh, kecepatan materi mustahil mencapai ∞ meter per-detik. Olimpiade tak mungkin mengalahkan kecepatan cahaya. Cahaya adalah materi, dan juga gelombang! Optik. Barangkali, kelihaian menyiasati optik memampukan para ahli ilusi menghilang, lalu muncul tiba-tiba. Mata dan cahaya.

Tapi, ada satu kemungkinan lain. Transformasi. Energi menjadi materi atau materi menjadi energi. Tubuh menjelma jadi daya pukau. Seni tari. Yoga. Bisa pula, Moksa. Big Bang! Citius, Altius, Fortius. Semesta yang mengembang, ibarat balon. Kosmos. Makrokosmos, mikrokosmos. Manusia yang berkembang, ibarat balon. Zygot, janin, bayi, bocah, remaja, dewasa, tua. Paling puncak: Jejak! Yang tak-berhingga menjelma sebagai jejak. Kebudayaan Hellenisme mengenalnya sebagai Logos. Metafisika semesta. Antara abadi dengan di-sini. Plato bilang, Logos paduan antara onoma dengan rhema. Onoma, yang-tak-berwaktu. Rhema, yang-mewaktu. Niskala dan Kala. Niscaya dan Caya. Pasti dan Tak-Pasti. Paradoks!

* * *

Tahun 776 Sebelum Al-Masih, di bukit Olimpia, Yunani, diselenggarakan ajang lomba lari di lintasan sepanjang 192 meter. Zeus. Entah siapa yang menang ketika itu, saya tidak tahu pasti; sebab saya belum lahir dan belum banyak mengetahui informasi seputar peristiwa itu. Saya hanya mengetahui pada tahun 776 Sebelum Al-Masih, di Olimpia, Yunani, diselenggarakan ajang lomba lari.

* * *

Barangkali, Plato ada benarnya saat bilang badan (sema) adalah kuburan (soma) bagi jiwa. Tapi, bisa jadi Plato keliru. Sebab badan belum tentu sama dengan tubuh. Merleau-Ponty mengingatkan sejarah kekeliruan panjang di dalam dunia filsafat yang mengabaikan relasi ontologis antara jiwa dengan pengalaman. Antara Rasionalisme dengan Empirisme. Antara Idealisme dengan Materialisme. Antara Lebenswelt, dunia pra-ilmiah, dunia pra-reflektif, dunia pra-filosofis, dengan dunia-objektif, dunia ilmiah, dunia reflektif, dunia filosofis. Ada intuisi, ada diskusi. Kemanunggalan jiwa dengan pengalaman mengucap intuisi, keretakan jiwa dengan pengalaman meneriakkan diskusi. Dalam diskusi, kadang bermain ambisi, hasrat badaniah, kekuasaan, plus tipu-daya. Olimpiade butuh juri, wasit. Suara mereka mengandung otoritas mutlak tentang siapa yang bertanding dengan betul tanpa mempergunakan obat perangsang, doping, atau siapa yang berlaku kurang ajar. Medali menjadi mimpi, sama seperti kursi. Di sini, Olimpiade bicara tentang harga diri dalam diskusi. 24 Juli 1908. Pierre de Coubertin (1863-1937), pendiri Komite Olimpiade Internasional, ngomong: The most important thing in the Olympic Games is not winning but taking part … The essential thing in life is not conquering but fighting well. Human-nature, not an animal-life.

Human dan Nature. Antara manusia dengan alam, ada satu jembatan: human-nature. Budaya. Mungkin, Merleau-Ponty ingin memaknai berada-di-dunia (être-au-monde) sebagai human-nature. Humaniora. Metafisika manusia. Yang-Personal dan Yang-Massal. Habermas bicara tentang Lebenswelt dan System. Diskursus. Habitus politik yang baru. Habitus politik yang tak mengenal lupa. Habitus politik yang senantiasa menjejak. Arke. Arkeologi politik. Artefak bagi masa depan. Logos yang mendaging di antara Niskala dan Kala.

* * *

Api dari bukit Olimpus, Yunani, sudah menyala di Beijing, China. Stadion Nasional Sarang Burung. 08-08-08.

* * *

Tentang angka. Manusia tak pernah berjumpa ‘8’. Manusia berjumpa batu, singa, air, awan, kayu, tanaman, kursi, telinga, burung, kelapa, singkong. Tidak ada angka. Angka ada dalam ketiadaan dunia manusia. ‘8’ dan ‘0’, serta para kerabatnya hidup di dalam kertas. Angka, bukan materi. Angka, abstraksi. Angka, tak-eksis

Ketika tubuh bergerak, akal membaca gerakannya sebagai simbol. Gerak, kecepatan, perubahan. Simbolisasi. Makna yang tak baku, tak beku, dan tak kaku; seperti balon. Tubuh, melalui indra, mengampu akal tentang gerakan. Tentang simbolisasi. Akal, melalui abstrasi, mengajarkan tubuh tentang prestasi, probabilitas, kemungkinan yang tak-terbatas. Finite dan Infinite. Terbatas, dan Yang Tak-Terbatas. ‘8’ dan ‘0’ adalah abstraksi. Sebentuk tatanan dalam semesta Yang Tak-Terbatas. Dunia chaos. Dunia kosmos. Ada struktur, ada tak-berstruktur. Yang chaos, tak terduga. Tidak pasti. Postulasi Heisenberg tentang prinsip ketidakpastian (uncertainty principle). Kemustahilan selalu melekat pada segala upaya ‘ilmuwan’ untuk menentukan posisi dari materi. Sebab dunia kuantum mengenal materi sebagai partikel sekaligus gelombang. Barangkali dalam bahasa Husserl, Lebenswelt-materi. Misteri. Dan, harapan sembunyi di bilik misteri. Di Olimpiade, ada misteri. Ada juga harapan. Demikianlah Pierre de Coubertin memimpikan Olimpiade sebagai ajang pertarungan sekaligus perdamaian. Menghadirkan perang, bukan Perang. Yang-Perang, penaklukan. Kolonialisme. Dominasi. Yang-perang, wisest! Di indonesia, 1992, Universitas Nasional dalam suatu simposium menaburkan benih gagasan brilian: Survival of the Wisest! Gagasan penanding tesis Charles Darwin, survival of the fittest. Olimpiade bicara perang, bukan Perang. Dan Politik harus tahu diri untuk mengambil sejenak waktu beraskese. Menyendiri, atau mengikhlaskan arena menghasilkan System-nya sendiri. Manusia, kadangkala tak butuh Politik. Di dalam kosmos, Presiden harus dikembalikan pada simbolisasi. Presiden bisa bermakna, bisa pula tak bermakna. Dunia kosmos, dunia kronos sekaligus dunia ainos, kebetulan. Ada kemenangan yang kebetulan. Bunda Fortuna. Bukan hanya Lebih Cepat, Lebih Tinggi, Lebih Tangguh. Tapi, ada Lebih Beruntung. Di dalam kronos, momen ainos hadir secara tak terduga. Misteri. Unexplained. Di sini, Santo Thomas Aquinas menemukan Prima-Causa.

* * *

Kemenangan adalah dambaan. Sebab, kemenangan memberikan nafas yang lebih panjang kepada jejak. Daya tahan artefak. Tahun 776 Sebelum Al-Masih, di bukit Olimpia, Yunani.

* * *

Tak ada jejak tanpa materi. Tak ada arketip tanpa kesadaran. Tak ada monarki tanpa manusia. Yang menakutkan adalah ketika human berhadapan dengan ketidakpastian. Heidegger menyebutnya dengan kata ‘cemas’. Waktu yang relatif menjelma jadi waktu otentik dan waktu inotentik. Dilema antara menetapkan cita-cita atau sekadar bicara. Hanya keyakinan yang bisa melampaui misteri. Sebab, hanya Rahim yang tahu bagaimana sejarah, mulai pertemuan sperma dan sel telur hingga menjadi janin. Ada kehidupan, dan kemungkinan mati. Sein-zum-Tode, sabda Heidegger. Ada-menuju-kematian. Mungkin, komposisi Ladagio Sostenuto dari Moonlight Opera gubahan Ludwig van Beethoven sedikit banyak bernyanyi tentang kecemasan. “Only art and science can raise man to the level of God.” Firman yang terucap dari raga Beethoven. Yang Indah, Yang Benar, dan Yang Baik. Ritual Olimpiade. Citius, Altius, Fortius. Yang Lebih Cepat, Yang Lebih Tinggi, Yang Lebih Tangguh. Yang Lebih Beruntung. Dancing Beijing. Beijing menari. Elly Lutan sempat ngomong: Tarian adalah Tubuh yang Berpikir. Human-Nature. Être-au-monde. In-der-Welt-Sein. Lebenswelt dan System. Eros dan Thanos. Wassalam. Shalom Aleichem. Peace be With You. Damai menyertai Engkau.

Agustus 2008

No comments:

Post a Comment